Ir. JONNI SYAH R. PURBA, MKes

Jl. 28 Oktober Komp. Poltekkes B1 Pontianak

Rabu, 11 April 2012

Anemi Gizi Besi Balita

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA ANAK BALITA KELUARGA MISKIN DI KELURAHAN DALAM BUGIS KOTA PONTIANAK

(Ir. Jonni Syah R.Purba, MKes; Iman Jaladri, SSit, MKes)

V + 37 halaman, 17 tabel, 1 gambar, 3 lampiran

ABSTRAK

Prevalensi anemia gizi besi pada balita tingkat Nasional sebesar 48,1%, yang sebagian besar disebabkan kekurangan zat besi dalam makanan. Akibat nyata dari anemia gizi terhadap kualitas sumber daya manusia tergambar pada angka kematian ibu dan bayi, menurunkan prestasi belajar anak sekolah dan produktifitas pekerja. Dari aspek konsumsi maka masalah yang belum terselesaikan adalah rendahnya konsumsi oleh masyarakat kelompok ekonomi rendah.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola makan keluarga dengan kejadian anemia pada anak balita keluarga miskin di Kelurahan Dalam Bugis Kota Pontianak.

Metode penelitian ini menggunakan desain cross sectional, dilakukan di Kelurahan Dalam Bugis Kota Pontianak. Responden penelitian adalah ibu-ibu balita. Jumlah total responden sebanyak 68 ibu balita. Uji statistik yang digunakan adalah chi-square.

Hasil penelitian menemukan sebanyak 42,6 persen anak balita menderita anemia. Kemudian sebanyak 77,9 % anak balita mempunyai asupan zat besi defisit atau kurang dari 70 % anjuran kecukupan gizi yang dianjurkan, sebanyak 20,6 % anak balita dengan asupan protein defisit, sebanyak 82,4 % anak balita mempunyai asupan defisit dan hanya 8,8 % anak balita mempunyai asupan energi defisit. Sebanyak 57,4 % anak balita mengkonsumsi jenis bahan makanan dibawah rata-rata. Sebanyak 57,4 % anak balita mempunyai frekuensi makan dibawah rata-rata. Hasil uji statistik chi-square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara asupan zat gizi besi dengan status anemia anak balita (p = 0,130), ada hubungan yang bermakna antara asupan protein dengan status anemia anak balita (p = 0,016), tidak ada hubungan asupan vitamin C dengan status anemia (p=0,350), ada hubungan asupan energi dengan status anemia (p=0,047). Sedangkan variabel frekuensi makan tidak mempunyai hubungan dengan status anemia anak balita (p=527), demikian juga dengan jenis bahan makanan tidak mempunyai hubungan dengan satus anemia anak balita. Dari hasil penelitian ini disarankan perlu penelitian lanjutan tentang perbedaan status anemia gizi di pedesaan dan perkotaan

Kata kunci : anemia, anak balita, keluarga miskin, asupan

Sumber bacaan : 16 (1989 – 2007)

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda